Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Tuesday, April 8, 2025 08:30 AM | Taushiyah Buya
Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Ilustrasi Foto Ist. Masjid Agung Jami' Wonosobo, Sabtu, 5/3/2025.
Buku Shofwan Karim 2020 dan 2023

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berpuasa bulan Ramadhan dan kemudian mengikutinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, seolah-olah ia telah berpuasa satu tahun ini." [Sahih Muslim (1163)]

Bulan Syawal dipilih menjadi puasa ekstra, karena bulan sambungan Ramadhan. Enam hari puasa sunat di bulan Syawal seakan menjadi pendamping utama untuk puasa wajib Ramadan.

Hampir semua yag wajib dalam ibadah, selalu ada yang sunatnya. Seperti salat wajib selalu ada salat sunat dan seterusnya. Akan tetapi banyak juga ulama yang khawatir kalau-kalau bagi kalangan awam dianggap pula puasa sunat itu sebagai sama dengan wajib. Perlu secara hati-hati ditekankan bahwa puasa sunat adalah sunat, bukan wajib.

Bagi ulama lain, Thawban misalnya. Memahami hadis, "Puasa satu bulan Ramadan seperti puasa sepuluh bulan. Puasa enam hari Syawal seperti puasa dua bulan. Itu artinya sama seperti puasa sepanjang tahun ." Sahih Ibn Khuzaymah, (2115) dan sunan al-Nasa'i al-Kubra, (2860) diautentikasi oleh Albani.

Kebajikan Puasa Enam Hari di Syawal

1. Puasa enam hari di Syawal setelah melaksanakan puasa Ramadhan memberi orang itu hadiah puasa sepanjang tahun.

2. Puasa Sha'ban dan Shawwal seperti doa Sunnah yang menyertai doa wajib. Seperti doa Sunnah, puasa ekstra ini menutupi kekurangan dalam kinerja ibadah wajib kita. Pada Hari Penghakiman, tindakan ibadah sukarela kita akan mengkompensasi kekurangan dalam bagaimana kita melaksanakan tugas-tugas kita. Sebagian besar dari kita memiliki kekurangan dalam ketaatan kita puasa Ramadhan dan kita perlu sesuatu untuk menutupi kekurangan tersebut.

Sebagai catatan: yang dimaksud kekurangan yang sedang dibahas di sini tidak berarti hari puasa Ramadan tidak cukup atau tidak lengkap. Sebaliknya yang dimaksud adalah kekurangan dalam perilaku kita yang mungkin terdapat hal-hal yang mengurangi nilai ibadah sebulan Ramadan tadi.

3. Kembalinya kita ke kebiasaan berpuasa tepat setelah Ramadhan adalah tanda bahwa puasa Ramadhan, kita berharap puasa kita total diterima. Ketika Allah menerima ibadah kita, Dia memberkati kita untuk terlibat dalam tindakan kesalehan lebih lanjut.

Ahlul Hikmah mengatakan, " Imbalan kebajikan adalah kebajikan lebih lanjut." Oleh karena itu, mengikuti satu perbuatan baik dengan orang lain seperti itu adalah tanda bahwa perbuatan pertama telah diterima oleh Allah. Sebaliknya, jika perbuatan baik seseorang diikuti oleh perbuatan dosa, itu adalah indikasi bahwa perbuatan baik pertama mungkin tidak diterima.

4. Mereka yang berpuasa di waktu Ramadhan diberi balasan mereka tentang hari al-Fitr, hari ketika puasa diberi pahala. Kebiasaan puasa lagi segera setelah itu adalah sarana untuk bersyukur kepada Allah atas berkah yang telah kita terima. Tidak ada berkat yang lebih besar daripada pengampunan atas dosa-dosa seseorang, dan kita tahu bahwa puasa Ramadhan dibalas dengan pengampunan dosa-dosa seseorang sebelumnya.

Pages:

Journalist: Anton Hilman
Editor: Shofwan Karim
Source: https://www.islamicity.org/5468/the-six-days-of-shawwal/

Share:
link ke situs https://shofwankarim.wordpress.com
Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau
Milad IMM ke 61 pada 14 Maret 1964-2025
Selincam Pengalaman Kepemudaan dan Kepemimpinan di Kanada dan Amerika
link ke situs https://www.shofwankarim.com
Link ke situs https://www.shofwankarim.id/
https://langgam.id/tag/shofwan-karim/
shofwankarim.livejournal.com
kumparancomshofwankarim