Taiwan Starry Night Marathon, Review oleh Ir. Anwar Fachry, M.Sc. Dosen UNRAM - CWY-PPIK 1982

Menyimak pengalaman Uda Dr.Shofwan Karim (SK) dlm "Taiwan Starry Night Marathon", berdasarkan citraan dan referensi blog beliau serta foto dan konteks yg tersedia :

1. Langit Bercahaya: Pembuka yang Membius

Langit malam yang berkerlip di tepi Sungai Dajia membuka babak puisi dalam setiap langkah. Dr.Shofwan Karim (SK) mengabadikan rangkaian kedamaian "Starry Night Marathon" di Dajia Riverside Park pada Sabtu, 18 Mei 2024—sebagai metafora lintas batas: antara ruang dan waktu, antara napas manusia dan ritme alam yg senyap . Seakan Rumi bersenandung:

> "Let the beauty we love be what we do."

2. Lintasan Sungai dan Cahaya Kota: Simfoni Harmonis

Foto memperlihatkan sang pelari di atas sepeda atau berjalan di lintasan pesisir, dengan paduan cahaya lampu kota Taipei sebagai latar. Dr. SK menulis dengan penuh kepekaan: harmoni antara kota modern dan alam yang tak terabaikan. Nuansa itu seperti kata Mohammad Natsir:

> "Kemajuan bukan hanya soal beton dan aspal, tetapi hati yang terbuka pada harmoni"—seakan mengalir dalam setiap ayunan kayuhan sepeda.

3. Rasa Kebersamaan: Makna Lebih dari Sekadar Maraton

Meski tidak dipaparkan jumlah peserta, aura kebersamaan sangat terasa. Dr. SK menangkap fragmen interaksi: senyum pelari asing, sapaan akrab keluarga, lantunan gemuruh tepuk tangan yang tak kasat mata namun menggetarkan. Seperti kiprah Sukarno kala mengatakan:

> "Kita berdiri bersama, bukan untuk berlomba tetapi untuk saling mendukung" —sebuah jiwa kolektif dalam kesendirian malam.

4. Refleksi Pribadi: Sejarah, Jiwa, dan Langkah

Journalist: Shofwan Karim
Editor: Shofwan Karim
Source: Anwar Fachry, Shofwan Karim,