Sukarno-Hatta, Dwi Tunggal Bertukar Air Mata

Shofwan Karim dan Cucu Ali Gabeyuqie Iqbal dan foto M Hatta, Galeri Nasional, 9 Juni 2025 (Foto: Dokumen Klg Iqbal)
Intisari-Online.com -Pada 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Sukarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Tapi Dwitunggal tak berumur panjang, persis pada 1 Desember 1956, ia menjadi Dwitanggal.
Ada perbedaan pandangan politik yang begitu mencolok antara dirinya dan Bung Karno sehingga Bung Hatta pun memutuskan mundur.
Dalam buku Meutia Farida Hatta yang berjudul Bung Hatta, di Mata Tiga Putrinya (Penerbit Buku Kompas, 2015), ketika berlangsungnya pemerintahan RI hubungan keduanya semakin lama semakin renggang bahkan dirundung berseberangan.
Misalnya, Bung Hatta menyesalkan putusan Bung Karno lantaran menandatangani pemecatan Sosrodanukusumo oleh Kabinet Ali Sastroamidjojo I pada 1955 tanpa berkonsultasi dengan dirinya. Apalagi prosedur pemecatannya tidak wajar.
Selain itu yang membuat Bung Hatta kesal, yaitu sikap Bung Karno yang suka melakukan lawatan ke luar negeri tanpa diundang.
Pada sisi lain, Bung Hatta menilai Bung Karno terlalu percaya pada PKI, dan selaku Wakil Presiden telah memperingatkan Bung Karno agar "tidak membesarkan anak ular". Siapa yang dimaksud dengan istilah "anak ular" tentulah PKI.
Berbagai kekecewaan Bung Hatta terhadap Bung Karno itu mau tak mau menyebabkan suasana kerja yang tidak nyaman sehingga menjadi salah satu alasan Bung Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden RI. Namun penyebab utamanya adalah menyangkut suatu prinsip yang selalu dia pegang teguh.
Hatta berpendapat, setelah DPR yang dipilih rakyat mulai bekerja dan Konstituante pilihan rakyat sudah tersusun, tiba saatnya bagi Hatta untuk mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden RI.
Journalist: Anton Hilman
Editor: Shofwan Karim
Source: https://intisari.grid.id/
Related news
- Taiwan Starry Night Marathon, Review oleh Ir. Anwar Fachry, M.Sc. Dosen UNRAM - CWY-PPIK 1982
- Pakar: Bank Syariah Muhammadiyah Bisa Jadi Pelopor Baru Keuangan Syariah Nasional
- Mengunjungi Suku Mosuo di Lijiang, Yunnan, China
- PERJALANAN PANJANG DARI KUNMING KE LIJIANG DAN MOSUO
- Yunnan, Provinsi Asal Laksamana Cheng Ho