Taiwan Starry Night Marathon, Review oleh Ir. Anwar Fachry, M.Sc. Dosen UNRAM - CWY-PPIK 1982

Melalui sudut pandang Dr. SK, marathon bukan semata ujian fisik, melainkan perjalanan batin. Cahaya bintang malam di atas sungai memanggil kenangan perjalanan spiritual dan intelektualnya. Ia membentangkan tafsir: bahwa jiwa manusia pun adalah lintasan, memerlukan keteguhan seperti ayunan kayuhan sepeda dalam gelap malam. Rumi pun berbisik:
> "What you seek is seeking you."
5. Kearifan Lokal dan Globalitas yang Menyatu
Walau berlatar Taipei, narasi mengalir dengan syair nasionalis: kebanggaan dalam perjalanan lintas negeri, cinta terhadap ilmu, serta nilai gotong royong. Moh. Hatta pernah berkata:
> "Kebangsaan kita harus menjadi jembatan antara lokalitas dan universalitas."
Dr.SK menyelaraskan gerak budaya dan spirit global.
6. Fotografi sebagai Puitika Visual
Gambar beliau sendiri di sepeda—berseragam biru, mengenakan topi, tersenyum meskipun langit gelap—adalah metafora keteguhan. Lampu kota di kejauhan menunjukkan harapan yang tak pernah pudar. Ini mengingatkan kita akan prinsip Natsir: tekad yang terang meski dalam gelap. Uda SK membiarkan visual menjadi puisi diam tanpa banyak kata.
7. Penutup: Harmoni Langit, Jiwa, dan Langkah
Akhirnya, "Taiwan Starry Night Marathon" menurut observasi Dr. SK adalah simfoni kosmik: langkah manusia menyatu dengan gemuruh malam. Ia menulis bukan sekadar catatan perjalanan, melainkan renungan eksistensial yang merangkul pengalaman, ilmu, dan keyakinan spiritual. Seperti kata Rumi:
"You are not a drop in the ocean. You are the entire ocean in a drop."
Journalist: Shofwan Karim
Editor: Shofwan Karim
Source: Anwar Fachry, Shofwan Karim,
Related news
Sukarno-Hatta, Dwi Tunggal Bertukar Air Mata
Outsourcing Media - June 12, 2025
Yunnan, Provinsi Asal Laksamana Cheng Ho
Outsourcing Media - December 31, 2011