HBN, Silsilah dan Anekdot Herder

Thursday, December 4, 2025 06:49 AM | Kolom Shofwan Karim
HBN, Silsilah dan Anekdot Herder
Fajar bersama isteri Minami, 3 putra-i, ibunya dan kedua mertua di Tokyo Jepang Nov 2025 (Foto Ist)
H. ramli hbn,  h. abdul latif m radhin hbn dan h. razali hbn (dok.sk
H. Ramli HBN, H. Abdul Latif M Radhin HBN dan H. Razali HBN (Dok.Sk

Oleh Shofwan Karim:

Jakarta, [04/12/25, 05.00.49]

Koleksi gambar 3 bersaudara Ramli, Latif dan Razali ini sudah viral sejak saya posting pada sekitar 15 tahun lalu di medsos. Saya menemukan foto ini di dalam album lama. Saya ingat kembali, lembaran lusuh ini adalah hasil jepretan saya dengan Camera Tustel pinjaman. Peristiwa itu setelah saya menyampaikan khutbah Idul Fithri di perbatasan Sirih Sekapur-Sungai Rumbai ujung 1980-an atau awal 1990-an.

HBN dan Thaat "Konglomerat"

Image 3 orang tadi adalah di antra adik Nenek (dulu kami panggil Nyai) Hj. Hafsah binti H. Bana Raden Endek (belakangan dikenal HBN). Hafsah adalah isteri pertama dari Atuak (kakek) saya H. Hussein Bin H. Thaat. H.Thaat ini sahabat dekat dan partner dagang HBN. Keduanya kala itu seakan dwi-tunggal yang kaya, ulama, ninik-mamak dan berpunya atau kami sebut waktu dulu, orang "berada"

Mereka mengawinkan anak tertua mereka itu setelah keduanya membawa masing-masing anak mereka berhaji ke Mekkah sekitar tahun 1925. Thaat merupakan "konglomerat" di Sungai Limau Sungai Asam (kini menjadi Kecamaatan Asam Jujuhan Kab. Dharmasraya).

Sementara itu HBN adalah "konglomerat" di Jujuhan. Baik Thaat maupun HBN melebihi hubungan persahabatan biasa. Bahkan mereka dikuburkan di sebelah kiri dan kanan bagian depan Masjid lama Dusun Sirih Sekapur. Masjid itu di pinggir Sungai Jujuhan. Khawatir tebing runtuh akibat abrasi Sungai, maka kedua makam itu dipindahkan ke tempat lain yang aman.

H. Husein Datuak Saga Jantan adalah Ayah H. Abdul Karim (tertua) Rabiah dan H. Abdul Halim. Setahu saya Hussein Datuak Saga Jantan (HDSJ) menikah lagi setelah Hafsah wafat dengan 3 wanita lain. HDSJ wafat tahun 1963 dalam usia 63 tahun. Isterinya yang paling akhir namanya Nyai Syamsiah, mempunyai satu puteri (Etek/Micik) Yusna.

Hj Hafsah (Nenek-Nyai saya) wafat akhir 1940-an. Jadi saya tak bertemu dengannya karena saya lahir 17 Juni 1951 dan versi resmi KTP dan ijazah 12 Desember 1052. Nuyai Hj. Hafsah mempunyai saudara H. Nawawi, H. Khatib, H. Razali, H. Ramli, H. Mustafa, Ibnu Hajar dan Hj. Aisyiah.

Ayah saya H. Abdul Karim adalah anak tertua atau pertama dari H. Hussein dari Sungai Limau Asam Jujuhan Kab. Dharmasraya dan Hj Hafsah. Saudara abak adalah Induk Rabiah dan Pak Cik H. Abdul Halim. Artinya, abak saya adalah cucu pertama dan tertua dari HBN. Keseluruhan anak-anak HBN dengan Nyai Hj. Thony (berasal dari Pagaruyung dan Lintau Sumbar).

Isteri HBN (setahu saya yang ke-2) adalah Hj. Hasanah. Mereka mempunyai anak H. A Latif M Radhin, Ishaq, Ismail, Saftia, Ya'kub dan Ali. Dari 13 orang putra puteri HBN itu berkembanglah keturuannnya yang menyebut sebagai keluarga besar HBN. Saya tidak begiotu mengenal ayah-ibu, kakek, nenek ke atasnya dari HBN yang konon bersal dari Jambi atau mungkin salah satu dusun atau kampung di sepanjang Sumgai Batang Hari.

Pages:

Journalist: Anton Hilman
Editor: Shofwan Karim

Share:
link ke situs https://shofwankarim.wordpress.com
Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau
Selincam Pengalaman Kepemudaan dan Kepemimpinan di Kanada dan Amerika
link ke situs https://www.shofwankarim.com
Link ke situs https://www.shofwankarim.id/
https://langgam.id/tag/shofwan-karim/
shofwankarim.livejournal.com
kumparancomshofwankarim